Friday, July 17, 2020

India 'Merapat' ke AS, Bahas Free Trade Nih

U.S. President Donald Trump and Indian Prime Minister Narendra Modi hug at Sardar Patel Stadium in Ahmedabad, India, Monday, Feb. 24, 2020. India poured on the pageantry with a joyful, colorful welcome for President Donald Trump on Monday that kicked off a whirlwind 36-hour visit meant to reaffirm U.S.-India ties while providing enviable overseas imagery for a president in a re-election year. (AP Photo/Aijaz Rahi)PT Equityworld Futures Medan- India dan Amerika Serikat (AS) melakukan diskusi soal kemungkinan menegosiasikan sebuah kesepakatan perdagangan bebas (free trade agreement/FTA).

Keduanya, telah menunjukkan keinginan untuk menyelesaikan diskusi guna membentuk paket  dan isu sudah dibahas dalam panggilan telepon informal antara Menteri Perdagangan dan Industri India Piyush Goyal dengan Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross.


"Para menteri juga berbicara tentang diskusi perdagangan India-AS yang sedang berlangsung dan menghargai kemajuan substansial yang dibuat oleh kedua belah pihak pada sebagian besar masalah yang ada," kata Goyal dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dilaporkan Times of India, Jumat (17/7/2020).

"Ada keinginan untuk menyelesaikan paket perdagangan awal yang terbatas ini dan niat untuk mewujudkan perdagangan bilateral India-AS, membahas kemungkinan FTA."

India menuntut pembebasan dari bea tinggi yang dikenakan oleh AS pada beberapa produk baja dan aluminium. Termasuk diberikan keringanan ekspor untuk produk-produk domestik tertentu di bawah Sistem Generalized of Preferences (GSP) dan akses pasar yang lebih besar untuk produk pertanian, mobil , komponen dan teknik mobil.

Di sisi lain AS juga menginginkan akses pasar  lebih besar untuk pertanian dan produk-produk manufaktur, produk-produk susu dan alat kesehatan. Selain ekonomi, AS juga telah membahas keprihatinan atas defisit perdagangan yang tinggi dengan India.


Dalam diskusi itu itu, Goyal juga membahas soal penundaan 'Perjanjian Totalisasi Jaminan Sosial AS-India'. Ia mengatakan Ross menghargai keprihatinan India, namun juga mengatakan bahwa persyaratan hukum AS harus dipenuhi oleh India dalam hal ini.

"Dia menawarkan untuk mengatur pertemuan antara Administrator Jaminan Sosial AS dan para pejabat India yang berkepentingan untuk berdiskusi dan menemukan solusi yang mungkin," kata pernyataan itu.

India telah menuntut kesimpulan awal dari perjanjian totalisasi atau Perjanjian Jaminan Sosial dengan AS. Negara itu bertujuan untuk melindungi kepentingan para profesional dari India yang berkontribusi lebih dari US$ 1 miliar setiap tahun untuk skema jaminan sosial AS.

Di bawah pakta ini, para profesional dari kedua negara akan dibebaskan dari pajak jaminan sosial ketika mereka pergi bekerja untuk waktu yang singkat di negara lain.

Goyal juga menyatakan keprihatinannya terhadap AS yang memasukkan produk-produk India tertentu (24 item) di bawah daftar Trafficking Victims Protection Reauthorization Act (TVRA) dan mengategorikan mereka sebagai 'sektor pekerja anak-anak'. Langkah itu menutup kesempatan mereka untuk memiliki kontrak dengan agen-agen pemerintah AS.

"Mengenai hal ini, Ross menawarkan untuk mengadakan pertemuan antara pejabat departemen tenaga kerja dari kedua belah pihak," kata pernyataan itu.

Lebih lanjut, Goyal mengangkat isu larangan AS terhadap impor udang hasil tangkapan liar dari India dengan alasan bahwa praktik penangkapan hasil laut yang dijalankan tidak sesuai dengan peraturan AS untuk melindungi penyu/kura-kura.

"Dia menyebutkan berbagai langkah konservasi yang diambil oleh negara-negara bagian maritim India dalam melindungi penyu pelaut. Menteri Ross menghargai keprihatinan India dan setuju untuk memfasilitasi diskusi antara para pejabat departemen negara bagian AS dan Kantor Konservasi Laut dengan Departemen Perikanan India dan Kementerian Kehutanan dan lingkungan India, dalam hal ini," katanya.

AS telah menjadi mitra dagang utama India untuk tahun fiskal kedua berturut-turut pada 2019-2020. Menurut data kementerian perdagangan, pada 2019-2020, perdagangan bilateral antara AS dan India mencapai US$ 88,75 miliar, dibandingkan dengan US$ 87,96 miliar pada 2018-2019.

AS adalah salah satu dari sedikit negara di mana India memiliki surplus perdagangan dengannya. Kesenjangan perdagangan antara kedua negara telah meningkat menjadi US$ 17,42 miliar pada 2019-2020 dari US$ 16,86 miliar pada 2018-2019, menurut data.

Pada 2018-2019, AS telah melampaui China untuk menjadi mitra dagang utama India.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan

Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

0 comments:

Post a Comment