Tuesday, October 13, 2020

Emas Melesat Jauh ke Atas US$ 1.900, Beli Enggak Yah?

 emasPT Equityworld Futures Medan-Harga emas dunia melesat 1,6% ke 1.929,43/troy ons, sepanjang pekan lalu. Dolar Amerika Serikat (AS) yang sedang lesu akibat ekspektasi stimulus fiskal di AS membuat emas melesat naik.
Sementara pada hari ini, Senin (12/10/2020), pukul 17:51 WIB, harga emas terkoreksi 0,46% ke US$ 1.921,16 di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Besarnya pengaruh dolar AS ke pergerakan emas terlihat jelas pada pekan lalu. Indeks dolar AS hanya menguat sekali di hari Selasa, sisanya melemah. Sebaliknya, emas hanya melemah sekali di hari Selasa, sisanya menguat.

Dolar AS dan emas memang memiliki korelasi negatif, artinya pergerakannya berlawan arah, dan itu sangat terlihat pekan lalu.

Dolar AS sedang lesu, tarik ulur pembahasan stimulus fiskal tidak bisa membantu kinerja the greenback. Dolar AS dalam situasi "maju kena, mundur kena" menghadapi stimulus fiskal.

Presiden AS, Donald Trump, pada Selasa waktu setempat meminta perundingan stimulus senilai US$ 2,2 triliun dihentikan hingga pemilihan presiden 3 November mendatang.

"Saya menginstruksikan perwakilan untuk berhenti bernegosiasi sampai setelah pemilihan presiden," tulisnya di Twitter pribadinya @realDonaldTrump, Selasa (6/10/2020) sore waktu setempat.

Dolar AS sempat menguat merespon hal tersebut. Tetapi, tanpa stimulus fiskal pemulihan ekonomi AS akan terancam, dan malah akan tertinggal dari negara-negara lainnya baik di Eropa maupun Asia. Alhasil, dolar AS kembali tertekan.

Sehari setelahnya Presiden Trump berubah sikap terhadap stimulus fiskal, kini mendesak Kongres menyetujui program stimulus senilai US$ 1.200 untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi warga AS, kemudian US$ 25 miliar untuk industri penerbangan, dan US$ 135 miliar pinjaman untuk usaha kecil.

Berubahnya sikap Trump tersebut membuat sentimen pelaku pasar membaik. Kala sentimen pelaku pasar membaik, dolar AS yang merupakan aset safe haven menjadi tidak menarik. Selain itu, jika stimulus fiskal cair, maka jumlah uang yang beredar akan bertambah di perekonomian, nilai dolar AS pun akan melemah.

Terbaru, Pemerintahan Presiden Donald Trump telah mengajukan proposal paket stimulus baru senilai US$ 1,8 triliun. Di sisi kubu oposisi Partai Demokrat, nilai stimulus tersebut terlalu kecil. Demokrat masih tetap mengusulkan paket stimulus bernilai US$ 2,2 triliun.

Sedangkan di kubu pendukung pemerintah yaitu Partai Republik, paket stimulus US$ 1,8 triliun malah dianggap terlalu besar.

Tarik ulur perundingan stimulus tersebut akan menentukan kemana arah emas di pekan ini.

Emas meski juga merupakan aset safe haven tetap menguat akibat pelemahan dolar AS. Selain itu, stimulus fiskal bersama dengan stimulus moneter merupakan "bahan bakar" utama emas menguat di tahun ini hingga mencetak rekor tertinggi sepanjang masa pada US$ 2.072,49/troy ons pada 7 Agustus lalu.

"Jika ada kesepakatan, stimulus akan berpotensi membangkitkan kembali ekspektasi inflasi ke arah target sasaran bank sentral AS (The Fed), bersama dengan suku bunga bunga rendah the Fed menjadi katalis yang sangat bagus untuk emas" kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities, melansir Reuters.

Sementara itu hasil survei Kitco terhadap para analis di Wall Street menunjukkan sangat bullish terhadap emas di pekan ini.


Dari 17 analis yang berpartisipasi, sebanyak 13 orang atau 76% memberikan outlook bullish (tren naik) di pekan ini, sebanyak 6% bearish (tren turun) dan 18% neutral atau bergerak sideways.

Kitco juga melakukan survei terhadap pelaku pasar yang disebut Main Street dari 1.164 yang berpartisipasi sebanyak 54% bullish, 26% bearish, dan 20% neutral.

Secara teknikal, harga emas berhasil bangkit dari penurunan setelah bertahan di atas rerata pergerakan 100 hari (Moving Average/MA 100) pada grafik harian.

Indikator stochastic pada grafik harian bergerak naik tetapi belum memasuki wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Stochastic yang belum memasuki wilayah overbought memberikan ruang lebih besar bagi emas untuk menguat.

Rupiah memiliki ruang menguat ke MA 50 di kisaran US$ 1.938 sampai 1.945/troy ons. Jika mampu menembus ke atas US$ 1.945/troy ons secara konsisten, emas berpotensi melesat lebih tinggi ke US$ 1.970/troy ons.

Sementara itu level psikologis US$ 1.900/troy ons menjadi support terdekat, selama bertahan di atasnya, emas cenderung masih akan melesat naik. Potensi penguatan emas akan meredup jika kembali ke bawah level psikologis tersebut.

Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

0 comments:

Post a Comment