PT Equityworld Futures Medan-Mayoritas saham emiten tambang batu bara melesat di zona hijau pagi ini, Jumat (7/5/2021). Penguatan saham-saham ini terjadi seiring harga kontrak batu bara ditutup berada di level tertingginya dalam dua bulan terakhir.
Berikut gerak saham batu bara, pukul 09.59 WIB.
Delta Dunia Makmur (DOID), saham +1,08%, ke Rp 376, transaksi Rp 27 M
Bukit Asam (PTBA), saham +0,87%, ke Rp 2.310, transaksi Rp 7 M
Adaro Energy (ADRO), saham +0,84%, ke Rp 1.195, transaksi Rp 26 M
Indika Energy (INDY), saham +0,68%, ke Rp 1.490, transaksi Rp 17 M
Indo Tambangraya Megah (ITMG), saham +0,62%, ke Rp 12.200, transaksi Rp 4 M
Bayan Resources (BYAN), saham +0,35%, ke Rp 14.200, transaksi Rp 212 juta
Bumi Resources (BUMI), saham 0,00%, ke Rp 64, transaksi Rp 7 M
Harum Energy (HRUM), saham -0,48%, ke Rp 5.175, transaksi Rp 5 M
Borneo Olah Sarana Sukses (BOSS), saham -95%, ke Rp 95, transaksi Rp 278 juta
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), dari 9 saham di atas, 6 saham berhasil melaju di zona hijau, 1 saham belum bergerak dan 2 sisanya melorot di zona pelemahan.
Adapun saham emiten yang terafiliasi dengan Grup Northstar, DOID berhasil menjadi yang paling naik, yakni 1,08% ke Rp 376/saham. Nilai transaksi saham DOID sebesar 27 miliar.
Pagi ini, saham DOID berhasil rebound setelah dalma 2 hari beruntun merosot ke zona merah.
Kendati demikian, dalam sepekan saham DOID masih naik 2,72%.
Di tempat kedua ada saham PTBA yang naik 0,87% ke RP 2.310/saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 7 miliar.
Pada perdagangan kemarin, saham emiten pelat merah ini stagnan di harga Rp 2.290/saham.
Adapun saham batu bara Grup Bakrie, BUMI, masih belum beranjak dari harga penutupan kemarin, yakni Rp 64/saham.
Berbeda dengan mayoritas saham lainnya, saham BOSS dan saham emiten milik pengusaha Kiki Barki HRUM malah beraktivitas di zona merah pagi ini.
Saham HRUM terkoreksi 0,48% ke Rp 5.175/saham, sementara BOSS ambles 1,04% ke Rp 95/saham.
Informasi saja, Pada penutupan perdagangan kemarin (6/5/2021), harga kontrak futures (berjangka) batu bara termal ICE Newcastle melonjak 3,45% ke US$ 95,90/ton. Padahal di periode sebelumnya harga batu bara cenderung flat.
Dalam sebulan harga futures batu bara sudah naik 8,36%, sementara secara year to date (ytd) sudah terdongkrak 17,31%
Kombinasi antara prospek perbaikan permintaan dan ketatnya pasokan hingga masalah distribusi ikut membuat harga terangkat. Jika dibandingkan dengan tahun lalu harga batu bara sudah naik lebih dari 30% (yoy).
Ketika pandemi Covid-19 memicu lockdown terjadi di mana-mana dan mobilitas masyarakat tersendat, permintaan listrik dan juga batu bara terutama untuk sektor komersial dan industri ikut turun.
Tahun ini dengan gencarnya program vaksinasi masal prospek pertumbuhan ekonomi akan lebih baik. Begitu juga dengan mobilitas masyarakat. Hal ini diharapkan dapat mendongkrak permintaan terhadap berbagai komoditas, salah satunya bahan bakar seperti minyak dan batu bara.
Ketatnya pasokan batu bara China akibat inspeksi keselamatan di berbagai area tambang yang menurunkan produksi di tengah kebutuhan yang meningkat akibat naiknya konsumsi listrik membuat harga batu bara acuan Negeri Panda terbang.
Kenaikan harga batu bara lokal membuat biaya input perusahaan utilitas meningkat sehingga menggerus profitabilitas. Harga batu bara impor justru lebih murah ketimbang harga lokal. Akibatnya keran impor batu bara China dibuka lebih lebar dari biasanya.
Peningkatan permintaan impor China diharapkan mampu mengimbangi potensi penurunan permintaan dari India yang saat ini tengah kewalahan menangani pandemi Covid-19 di negaranya yang semakin tak terbendung
Sumber : cnbcindonesia.com
PT Equityworld Medan
Equity world Medan
Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan
0 comments:
Post a Comment