Friday, September 24, 2021

'Badai' Evergrande Surut, Nikkei Melesat, Hang Seng Naik

A man walks past an electronic stock board showing Japan's Nikkei 225 index at a securities firm in Tokyo Wednesday, Dec. 11, 2019. (AP Photo/Eugene Hoshiko) PT Equityworld Futures Medan- Mayoritas bursa Asia dibuka menguat pada perdagangan Jumat (24/9/2021), di tengah sikap investor yang terus memantau perkembangan masalah keuangan Evergrande hingga hari ini.
Indeks Nikkei Jepang dibuka melonjak 1,66%, Hang Seng Hong Kong naik tipis 0,01%, Straits Times Singapura menguat 0,32%, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,27%.

Sementara untuk indeks Shanghai Composite China dibuka melemah 0,15% pada perdagangan pagi hari ini.


The Wall Street Journal melaporkan pada Kamis (23/9/2021) kemarin bahwa otoritas Negeri Tirai Bambu meminta pejabat lokal mempersiapkan diri soal 'kemungkinan badai' jika 'kematian' perusahaan real estate terbesar kedua itu terjadi.

Pemerintahan Xi Jinping juga mengatakan bahwa pejabat lokal hanya boleh turun tangan di saat menit-menit terakhir untuk mencegah efek domino kasus tersebut.

Laporan WSJ menunjukkan kemungkinan terlepas dari implikasi globalnya.

Meskipun sentimen dari Evergrande mulai mereda, namun ketakpastian masih akan ada selama Evergrande masih akan berjanji membayar bunga obligasi yang jatuh tempo pada Kamis kemarin dalam berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS).

Di lain sisi, pergerakan bursa Asia pada hari ini juga mengikuti pergerakan bursa AS, Wall Street yang kembali ditutup cerah bergairah pada penutupan perdagangan Kamis (23/9/2021) waktu AS atau dini hari tadi waktu Indonesia.

Ketiga indeks utama di Wall Street berhasil ditutup melesat lebih dari 1%. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup terbang 1,48% ke level 34.764,82, S&P 500 berakhir melonjak 1,21% ke posisi 4.448,94, dan Nasdaq Composite China melesat 1,04% ke level 15.052,24.

Pasar masih merespons positif dari keputusan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang

Meskipun The Fed cenderung masih dovish, namun program pengurangan pembelian obligasi atau tapering sepertinya tetap dimulai pada November mendatang hingga pertengahan tahun 2022.

The Fed mengatakan jika kemajuan berlanjut "seperti yang diharapkan," maka "moderasi dalam kecepatan pembelian aset akan segera dibenarkan."

"Jika kemajuan terus terjadi seperti yang diharapkan, Komite menilai laju pembelian aset yang moderat mungkin bisa dijalankan," tutur The Fed usai rapat Kamis dini hari waktu Indonesia. Bank sentral terkuat di dunia ini telah membeli aset obligasi dari pasar senilai US$ 120 miliar per bulan.

Sementara itu dari data ketenagakerjaan AS, Departemen Tenaga Kerja AS merilis klaim tunjangan pengangguran awal, yang berujung pada angka 351.000 per pekan lalu, atau lebih buruk dari estimasi pasar sebanyak 320.000. Pekan sebelumnya, angka klaim tunjangan awal berada di level 332.000


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

0 comments:

Post a Comment