Wednesday, September 14, 2022

Alert! Wall Street Ambruk, Bursa Asia Ikutan Ambles

A panel displays the closing morning trading Hang Seng Index outside a bank in Hong Kong, China February 6, 2018. REUTERS/Bobby Yip PT Equityworld Futures Medan-Bursa Asia-Pasifik dibuka ambles pada perdagangan Rabu (14/9/2022), menyusul bursa saham Amerika Serikat (AS) yang ditutup berjatuhan setelah perilisan data inflasi periode Agustus 2022.
Indeks Nikkei Jepang dibuka ambles 1,66%, Hang Seng Hong Kong ambruk 2,04%, Shanghai Composite China ambrol 1,28%, Straits Times Singapura merosot 1,2%, ASX 200 Australia melemah 0,43%, dan KOSPI Korea Selatan anjlok 2,78%.

Bursa Asia-Pasifik yang cenderung melemah terjadi di tengah jatuhnya bursa saham AS, Wall Street pada perdagangan kemarin, di mana investor cenderung merespons negatif dari rilis data inflasi AS periode Agustus 2022 yang meleset dari ekspektasi.



Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup ambruk 3,94% ke posisi 31.104,97, S&P 500 anjlok 4,32% ke 3.932,69, dan Nasdaq Composite longsor 5,16% menjadi 11.633,57.

Data inflasi AS dari sisi konsumen (Indeks Harga Konsumen/IHK) periode Agustus 2022 menunjukkan angka inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan. Laju inflasi tahunan sebesar 8,3% (year-on-year/yoy), lebih tinggi dari perkiraan sebesar 8,1% yoy.

Sementara secara bulanan naik 0,1% (month-to-month/mtm) meskipun terjadi penurunan harga gas. Inflasi inti sendiri naik 0,6% mtm.

Kenaikan ini lebih tinggi dari konsensus. Di mana terjadi penurunan 0,1% untuk inflasi umum dan kenaikan 0,3% untuk inflasi inti.

Laporan inflasi semakin meningkatkan ekspektasi bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bp) pada pertemuan 20-21 September.

Laporan Agustus yang tinggi dapat membuat The Fed melanjutkan kenaikan suku bunga secara agresif lebih lama dari yang diantisipasi oleh investor.

"Laporan CPI adalah negatif tegas untuk pasar ekuitas. Laporan yang lebih panas dari yang diharapkan berarti kita akan mendapatkan tekanan lanjutan dari kebijakan Fed melalui kenaikan suku bunga," kata Direktur Penelitian di Janus Henderson Investors, Matt Peron.

"Ini juga mendorong kembali 'poros Fed' yang diharapkan pasar dalam waktu dekat. Seperti yang telah kami peringatkan selama beberapa bulan terakhir, kami belum keluar dari kesulitan dan akan mempertahankan postur defensif dengan ekuitas dan alokasi sektor."

Berdasarkan perangkat CME FedWatch, peluang kenaikan suku bunga acuan AS sebesar 75 bp menjadi 3,00% - 3,25% adalah 67,0%. Sementara peluang kenaikan suku bunga acuan sebesar100 bp menjadi 3,25% - 3,50% adalah 33%.

Investor juga menanti rilis inflasi Inggris yang diperkirakan akan mencapai 10,2% yoy untuk Agustus. Sebagai respons, bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) diperkirakan akan menaikkan suku bunga terbesar Agustus masih akan berlanjut bulan ini berkisar 50 bp menjadi 2,25% yang merupakan level tertinggi sejak Desember 2008




Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan

Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

0 comments:

Post a Comment