Tuesday, July 28, 2015

Pelemahan Rupiah Bikin Investasi Menggeliat

Equityworld Futures Medan : Keterpurukan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tak selamanya berdampak buruk pada perekonomian Indonesia. Pelemahan nilai tukar rupiah diperkirakan dapat mendrong minat investasi di Indonesia.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani mengatakan, dengan menguatnya dolar AS membuat nilainya menjadi lebih besar, maka membuat biaya investasi di Indonesia, seperti tanah menjadi lebih murah.

"Investasi di dalam negeri  jadi lebih murah, dia membawa dolar AS tapi membeli tanah dan pembayaran gaji pakai rupiah," kata Franky, saat memaparkan realisasi penanaman modal, di Kantor BKPM, Jakarta, Senin (26/7/2015).

Franky menambahkan, dengan menguatnya dolar AS juga akan menguntungkan produsen barang yang diekspor, karena harganya menjadi lebih tinggi. "Seperti Jepang bangun sirkuit,  bahan bakunya 90 persen dari dalam negeri dan produknya itu 76 persen di ekspor, sehingga Indonesia sangat menarik untuk investasi," tuturnya.

Franky pun optimistis, realisasi investasi semester II 2015 akan lebih baik dari realisasi semester pertama 2015 sebesar  Rp 259,7 triliun. "Investasi semester dua akan lebih baik karena ada program empat jangka pendek," pungkasnya.

BKPM mencatat, realisasi total investasi semester pertama 2015 mencapai Rp 259,7 triliun. Realisasi investasi tersebut meningkat 16,6 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu.

Dari sebaran investasi berdasarkan wilayah pada semester I 2015, Pulau Jawa sebesar Rp 144,5 triliun dan luar Jawa sebesar Rp 115,2 triliun. Realisasi investasi di luar Pulau Jawa meningkat sebesar 25,5 persen dibandingkan periode semester I 2014 atau Rp 91,7 triliun.

Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM, M Azhar Lubis mengungkapkan, realisasi investasi tersebut terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 85,5 triliun, naik 17,4 persen dibanding semester I 2015 sebesar Rp 74,8 triliun. "Sedangkan Penanaman Modal Asing Rp 174,2 triliun, naik 16,1 persen dibanding semester I 2014 sebesar Rp 150 triliun," pungkasnya. (Pew/Gdn)

0 comments:

Post a Comment