Monday, June 15, 2020

Corona Serang China Lagi, Batu Bara Tertekan

Coal barges are pictured as they queue to be pull along Mahakam river in Samarinda, East Kalimantan province, Indonesia, August 31, 2019. Picture taken August 31, 2019. REUTERS/Willy KurniawanPT Equityworld Futures Medan- Pekan lalu harga batu bara termal Newcastle untuk kontrak yang ramai ditransaksikan ditutup mengalami kenaikan. Meski naik, harga komoditas ini masih berada dalam tekanan.

Jumat (12/6/2020) harga batu bara dibanderol US$ 52,95/ton. Harga batu bara naik 1,05% dibanding harga penutupan periode perdagangan sebelumnya. Saat ini harga batu bara masih berada level terendahnya sejak 11 Mei 2020.


Mengacu pada laporan Reuters Insight Dry Freight, impor batu bara China bulan Mei turun 20% dibanding periode yang sama tahun lalu. Volume impor batu bara Negeri Tirai Bambu justru menurun saat permintaan untuk pembangkit listrik dan kebutuhan industri mulai membaik.

Setelah mengimpor secara besar-besaran April lalu, China mulai mengambil langkah untuk membatasi impor batu bara melalui penerapan kuota dan pengecekan dan pembatasan impor untuk kualitas tertentu bagi industri hilir.

Impor China bulan Juli diperkirakan akan anjlok 25% dibanding periode yang sama 2019 seiring dengan langkah China untuk mendorong permintaan domestik.

Beralih ke Indonesia sebagai salah satu negara eksportir batu bara selain Australia, total volume ekspor pada 5 bulan pertama tahun ini tercatat mencapai 175,15 juta ton. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan ekspor batu bara RI tahun ini mencapai 435 juta ton, lebih rendah dibanding tahun lalu sebesar 458,8 juta ton.

Kini pasar juga diliputi kekhawatiran akan terjadinya gelombang kedua wabah. China kembali melaporkan adanya lonjakan kasus baru beberapa hari terakhir. Reuters melaporkan kenaikan kasus baru tersebut disinyalir berasal dari klaster pasar makanan Xinfadi Beijing.

Hampir tidak ada kasus virus corona baru di kota tersebut selama hampir dua bulan sampai infeksi baru kembali dilaporkan pada 12 Juni, dan sejak itu jumlah total telah meningkat menjadi 51, melansir Reuters.

Lonjakan kasus baru juga terjadi di Negeri Paman Sam. Alabama melaporkan rekor jumlah kasus baru untuk hari keempat berturut-turut hingga hari Minggu. Alaska, Arizona, Arkansas, California, Florida, North Carolina, Oklahoma dan South Carolina semuanya memiliki jumlah kasus baru dalam tiga hari terakhir, menurut penghitungan Reuters.

Banyak pejabat kesehatan publik yang mengaitkan kenaikan kasus baru tersebut dengan pertemuan selama liburan akhir pekan Memorial Day pada akhir Mei. Di Louisiana, yang merupakan salah satu hot spot virus sebelumnya, kasus baru kembali meningkat dengan lebih dari 1.200 - dan menjadi yang tertinggi sejak 21 Mei.

Secara nasional, ada lebih dari 25.000 kasus baru yang dilaporkan pada hari Sabtu, tertinggi sejak 2 Mei. Lonjakan kasus ini sebagian karena adanya peningkatan yang signifikan dalam pengujian selama enam minggu terakhir.

Jika gelombang kedua wabah benar-benar terjadi dan kembali membuat lockdown diterapkan, maka ekonomi akan makin terpuruk. Permintaan terhadap komoditas melambat dan disrupsi rantai pasok global kembali terjadi.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan

Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

0 comments:

Post a Comment