Thursday, August 6, 2020

Dear Investor, Panglima 'Perang' Hari Ini: Sentimen Global!

Kondisi papan perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (9/2/2018). IHSG hari ini bergerak negatif karena respon sentimen anjloknya bursa saham Amerika hingga 4,15%. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)PT Equityworld Futures Medan-Bursa saham dan pasar valas Indonesia pada Rabu (5/8/2020) menguat, tetapi pasar obligasi melemah pasca-rilis data ekonomi domestik. Hari ini, sentimen global bakal jadi panglima.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan dengan penguatan, setelah sejak pagi bergerak flip-flop alias berfluktuasi. Indeks acuan bursa nasional tersebut menguat 1,03% ke level 5.127,05.

Investor asing yang pada pagi membukukan pembelian bersih (net buy) Rp 12 miliar, justru balik arah mencetak jual bersih (net sell) senilai Rp 360 miliar di pasar reguler.

Ini mengindikasikan bahwa mereka memilih melarikan dananya setelah rilis Produk Domestik Bruto (PDB) oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan kontraksi sebesar 5,32% pada kuartal II-2020.

Secara teknikal, PDB RI telah mengalami resesi setelah berkontraksi tiga kali berturut-turut (secara kuartalan), yakni -1,74% (kuartal IV-2019), -2,41% (kuartal I-2020), dan -4,19% (kuartal II-2020).

Namun secara tahunan, kontraksi sebesar -5,32% tercatat yang pertama, karena pada kuartal I-2020 negeri ini masih mencatatkan pertumbuhan ekonomi sbesar 2,97%.

Secara umum, nilai transaksi bursa mencapai Rp 9,3 triliun. Sebanyak 241 saham menguat, 173 melemah, dan 161 lainnya flat. Saham yang paling banyak dilego asing hari ini adalah PT H M Sampoerna Tbk (HMSP) dengan jual bersih sebesar Rp 58 miliar dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 111 miliar.

Reli IHSG terjadi di tengah pergerakan variatif bursa Asia. Hang Seng Index di Hong Kong naik 0,62%, Nikkei di Jepang terdepresiasi 0,26%, sedangkan Indeks STI di Singapore tumbuh 0,8%.

Di pasar valas, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali ke zona hijau di perdagangan pasar spot setelah menguat 0,07% kemarin. US$ 1 dibanderol Rp 14.520/US$ di pasar spot atau menguat 0,21%.

Namun, harga obligasi pemerintah di pasar sekunder melemah. Hal itu tercermin dari penurunan yield atau imbal hasil sejumlah seri acuan.

Data Revintif menunjukkan imbal hasil surat utang negara (SUN) tenor 10 tahun Indonesia berada di level 6,83%, atau meningkat dibandingkan posisi Selasa sebesar 6,81%. Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang. Kenaikan harga obligasi membuat posisi yield turun, demikian juga sebaliknya.

Bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat pada penutupan perdagangan Rabu (5/8/2020), menyusul kinerja positif emiten AS di tengah kabar kemajuan pengembangan vaksin anti-corona.

Indeks Nasdaq ditutup menguat 0,4% ke 10.998,4 setelah sempat menyentuh level psikologis 11.000. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 373,05 poin ( 1,4%) ke 27.201,52 dan S&P 500 bertambah 0,6% ke 3.327,77. Keduanya mencetak reli empat hari beruntun.

Laba Disney yang lebih baik dari ekspektasi membantu memulihkan sentimen pasar di Wall Street, setelah raksasa media dan wahana hiburan itu membukukan laba bersih US$ 0,08 per saham, atau membalik perkiraan analis yang menduga Disney bakal rugi US$0,64 per saham.

Tak berhenti di situ, Disney juga mengumumkan telah memiliki 100 juta pelanggan berbayar dari jasa streaming, termasuk di antaranya Disney , Hulu dan ESPN . Saham perseroan pun melesat 8,8% di penutupan.

Johnson&Johnson mengumumkan adanya kesepakatan senilai US$ 1 miliar dengan pemerintah AS untuk memproduksi 100 juta dosis vaksin yang sedang dikembangkannya, jika memang terbukti efektif mengalahkan virus Covid-19.

Kabar bagus itu menetralisir berita buruk dari sektor tenaga kerja. ADP mencatat hanya ada pembukaan lapangan kerja baru sebanyak 167.000 orang pada bulan Juli. Angka itu jauh dari konsensus ekonom dalam polling Dow Jones yang mengekspektasikan angka 1 juta pekerja baru. Pada Juni, angka penyerapan tenaga kerja baru mencapai 2,37 juta.

Ari Wald, Kepala Analis Teknikal Oppenheimer, mengakui bahwa reli saat ini terkonsentrasi pada saham tertentu saja, tetapi berpeluang diikuti saham-saham unggulan lainnya. "Anda ingin melihat saham-saham ditransaksikan di atas rerata pergerakannya dalam 200 hari di bursa New York. Itu biasanya mengawali bullish yang stabil," tuturnya kepada CNBC International.

Peluang itu terbuka setelah Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index/ PMI) non-manufaktur di AS per Juli mengindikasikan ekspansi, dengan berada di level 58,1. Angka itu lebih baik dari posisi Juni (57,1). Ekonom dalam polling Dow Jones semula memprediksi angkanya di level 55.

Investor juga memonitor negosiasi paket stimulus yang baru. Sejauh ini, kubu Demokrat dan Republik telah sepakat mengenai santunan senilai US$ 1.200 untuk penganggur tetapi masih belum sepakat mengenai nilai tunjangan pengangguran per pekan.

Harian Wall Street Journal pada Selasa memberitakan bahwa Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Wakil Perdana Menteri China Liu akan bertemu pertengahan Agustus ini untuk mendiskusikan kesepakatan dagang fase satu antara AS dan China.

Pasar terlihat telah mengantisipasi situasi di mana Indonesia secara teknikal teronfirmasi memasuki gerbang resesi, karena mencetak kontraksi ekonomi untuk tiga kuartal beruntun (berdasarkan perhitungan Produk Domestik Bruto kuartal ke kuartal/QTQ).

Tidak ada aksi jual berarti di kalangan investor domestik, meski asing terlihat agak jiper dengan melakukan aksi jual di bursa saham dan obligasi meski tidak secara masif. Resesi adalah keniscayaan di kala pandemi melanda negara yang 57% ekonominya dibentuk oleh konsumsi.

Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) memaksa masyarakat untuk mengurangi aktivitas ekonomi, sektor jasa dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) pun terpukul dan berujung pada hlangnya lapangan pekerjaan dan daya konsumsi mereka.

Namun seiring dengan berjalannya waktu, dengan pengembangan vaksin dan juga obat terapi anti-Covid-19 di negara maju, pelaku pasar pun bertaruh bahwa ada cahaya yang mulai terlihat di ujung terowongan. Salah satu vaksin tersebut bahkan diuji di Indonesia oleh Sinovac Biogen (asal China) dengan PT Bio Farma.

Tidak heran, investor tidak menghukum pasar dengan aksi jual aset investasi dalam skala besar. Pasar dengan penduduk terbanyak di Asia Tenggara ini tentu bakal menemukan momentum pemulihan lebih cepat jika aktivitas ekonomi berjalan normal kembali tanpa karantina wilayah (lockdown).

Untuk itu, pasar bakal mencermati tilis Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia per Juli, yang diperkirakan membaik. Tradingeconomics memprediksi angka indeks tersebut bakal berada di level 88, atau lebih baik dari IKK pada bulan Juni sebesar 83,8.

Ini mengindikasikan bahwa masyarakat mulai kembali berminat untuk menaikkan konsumsinya, di tengah buruknya konsumsi pemerintah yang kemarin justru anjlok 6,9%. Sebagai catatan, konsumsi masyarakat tercatat turun di kisaran 5% pada kuartal kedua tahun ini, padahal di periode sebelumnya masih membukukan kenaikan atau pertumbuhan sebesar 5%.

Idealnya, pemerintah mendongkrak belanja untuk menstimulasi perekonomian di kala resesi. Namun kontraksi konsumsi pemerintah pada kuartal II-2020 justru menunjukkan bahwa peran mereka (yang menyumbang 8% PDB) tak bisa diharapkan.

Sudahlah, lebih baik berharap konsumsi masyarakat yang menyumbang nyaris 58% PDB kita bakal "sembuh dengan sendirinya".

Selain itu, bagi pelaku pasar hari ini, harapan untuk berlaku optimistis muncul dari luar negeri di mana sektor non-manufaktur Amerika Serikat (AS) ternyata cenderung ekspansif, mengindikasikan bahwa efek pandemi cenderung mereda.

Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index/ PMI) non-manufaktur di AS per Juli mengindikasikan ekspansi, dengan berada di level 58,1. Angka itu lebih baik dari posisi Juni (57,1). Ekonom dalam polling Dow Jones semula memprediksi angkanya di level 55.

Jika aktivitas bisnis dan industri di negara maju mulai pulih, ada harapan bahwa negara berkembang dan emerging market bakal mendapatkan berkahnya

Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:

    Pertumbuhan utang Indonesia Juni (15:30 WIB)
    RUPST PT Barito Pacific Tbk (10:00 WIB)
    RUPST PT Bekasi Asri Pemula Tbk (11:00 WIB)
    Penentuan suku bunga acuan Inggris (13:00 WIB)
    RUPST PT Asahimas Flat Glass Tbk (14:00 WIB)
    RUPST PT Radiant Utama Interinsco Tbk (14:00 WIB)
    RUPST PT Metropolitan Land Tbk (14:00 WIB)
    Rilis PMI sektor konstruksi Uni Eropa per Juli (14:30 WIB)
    Rilis Indeks Keyakinan Konsumen Indonesia per Juli (16:00 WIB)
    Rilis data klaim pengangguran baru AS per 1 Agustus (16:00 WIB)



Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan

Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

0 comments:

Post a Comment