Friday, August 7, 2020

Gokil! Reli Emas Tak Terbendung, Setiap Hari Pecah Rekor

Gold bars are stacked in the safe deposit boxes room of the Pro Aurum gold house in Munich, Germany,  August 14, 2019. REUTERS/Michael Dalder PT Equityworld Futures Medan- Harga logam mulia emas masih terus menguat. Dalam sepekan terakhir, harga emas terus membuat rekor tertinggi baru sepanjang sejarah dan reli ini seperti tak terbendung.

Jumat (7/7/2020) pada 07.30 WIB, harga emas dunia di pasar spot menguat 0,14% ke US$ 2.066,41/troy ons. Dengan reli ini, level US$ 2.100/troy ons pun kemungkinan dapat ditembus dalam waktu dekat.

Ada beberapa faktor fundamental yang membuat harga emas masih berpeluang untuk terus menguat ke depan. Pertama tentunya adalah minat investor memegang aset-aset safe haven karena adanya risiko perekonomian global yang masih dipenuhi ketidakpastian.

Salah satu risiko yang dihadapi oleh ekonomi global tentu saat ini dipicu oleh pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Sudah hampir enam bulan wabah Covid-19 merebak dan belum menunjukkan hilal akan segera mencapai puncak dan berakhir.

Jumlah penderita Covid-19 secara global sudah mencapai hampir 19 juta orang. Tak kurang dari 710 ribu orang terenggut nyawanya. Lonjakan kasus yang signifikan membuat pelaku pasar khawatir lockdown akan kembali diperketat sehingga aktivitas perekonomian seolah menjadi mati suri.

Risiko lain yang juga tak kalah besar adalah ketegangan antara AS-China di berbagai front, mulai dari perdagangan, teknologi, isu seputar pelanggaran HAM hingga kedaulatan wilayah.

Kabar terbaru menyebutkan Menteri Luar Negeri AS Pompeo telah mendesak warga Amerika untuk tidak menggunakan produk teknologi milik China, termasuk Alibaba, Huawei, Tencent, dan Baidu.

Belum tersedianya vaksin yang ampuh, pandemi yang tak kunjung usai hingga tensi geopolitik antara dua raksasa ekonomi global membuat prospek pemulihan ekonomi benar-benar terancam.

Selain sebagai aset safe haven, emas juga diyakini sebagai aset lindung nilai terhadap devaluasi uang. Kebijakan moneter yang ultra longgar dengan tingkat suku bunga rendah serta injeksi likuiditas yang jor-joran oleh bank sentral terutama Federal Reserves juga membuat fundamental emas semakin kokoh.

Kebijakan super akomodatif tersebut membuat dolar AS terus mengalami pelemahan. Pelemahan greenback yang tercermin dari indeks dolar yang terus turun dan saat ini berada di level terendah dalam dua tahun sehingga sangat menguntungkan bagi emas.

Maklum emas dibanderol dalam dolar AS. Ketika dolar melemah, maka harga emas bisa menjadi lebih murah terutama bagi pemegang mata uang lain. Tentunya hal ini semakin mendongkrak minat beli para investor.

"Pelemahan lanjutan USD dan suku bunga riil tetap menjadi faktor utama yang mendukung lonjakan lebih tinggi [harga emas], "tulis ahli strategi dari TD Securities.

Faktor fundamental ini lah yang membuat analis, ekonom, pelaku pasar dan investor bullish memandang prospek emas untuk jangka menengah dan panjang. Kendati harga emas sudah sentuh level tertinggi sepanjang masa, stop level untuk emas selanjutnya diramal beragam oleh berbagai pihak.

Stop level terdekat setelah level US$ 2.000 berhasil ditembus adalah US$ 2.200. Selanjutnya ada Bank of America (BoA) dan RBC Capital yang meramal harga emas bakal melambung ke US$ 3.000/troy ons.

"Dengan harga emas yang meroket ke level tertinggi sepanjang masa, membuat emas menjadi 'star asset' di 2020" tulis strategis dari RBC Capital dalam sebuah laporan.

"Dengan latar belakang ini, kami ubah base case scenario sekarang menjadi low scenario, high scenario sebelumnya kini menjadi base scenario dan memperkirakan skenario tertinggi baru dengan harga emas bakal sentuh US$ 3.000/oz dengan asumsi bahwa situasi saat ini benar-benar akan semakin memburuk" tulis laporan tersebut sebagaimana dikutip Kitco News.

"Faktor-faktor yang dapat memicu kenaikan harga yang fantastis akan terjadi dengan lanjutan stimulus moneter yang tak pernah terjadi sebelumnya, potensi asset bubbles, hingga inflasi yang susah dikontrol. Inilah mengapa kami berharap apa yang tak pernah diharapkan seputar risiko yang akan datang" lanjut strategis tersebut.

CEO U.S. Global Investors, Frank Holmes punya ramalan yang lebih bullish lagi bahkan. Holmes memperkirakan akhir dari siklus bullish emas ini akan berada di angka US$ 4.000/troy ons. Namun koreksi harga bisa terjadi kapan saja dan investor harus membeli saat itu terjadi.

Dari sisi perekonomian, Holmes memperkirakan inflasi bakal naik tetapi suku bunga akan tetap rendah sehingga membuat suku bunga riil menjadi negatif. "Semakin negatif suku bunga riil, maka semakin tinggi harga emas" kata Holmes.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan

Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

0 comments:

Post a Comment