Thursday, September 24, 2020

Mayday...Mayday! Emas Babak Belur, 'Dolar is The King'

Gold bars and coins are stacked in the safe deposit boxes room of the Pro Aurum gold house in Munich, Germany,  August 14, 2019. REUTERS/Michael Dalder PT Equityworld Futures Medan- Harga emas dunia menukik ke bawah semalam akibat dolar AS yang menguat signifikan. Namun pagi ini Kamis (24/9/2020) harga emas naik tipis seiring dengan koreksi yang terjadi pada indeks dolar.
Pada 08.40 WIB, harga emas spot menguat 0,2% ke US$ 1.866,74/troy ons. Pada perdagangan kemarin, harga logam kuning itu menukik ke bawah US$ 1.900/troy ons dan ditutup di US$ 1.863,55/troy ons atau anjlok 1,84% dalam sehari.

Kini harga logam mulia emas berada di level terendahnya dalam dua bulan terakhir atau tepatnya sejak 22 Juli 2020. Kala itu harga emas berada di level US$ 1.871,75/troy ons dan sedang berada pada tren penguatan.

Dolar AS memang sedang beringas dan melibas mata uang negara lain. Hal ini tercermin dari terangkatnya indeks dolar yang mencerminkan posisi greenback di hadapan mata uang lain.

Dolar AS yang menguat membuat harga emas menjadi mahal bagi pemegang mata uang lain sehingga menekan harga emas. Oleh karena itu dolar AS dan emas bergerak berlawanan arah.

"Emas saat ini mengambil isyarat dari dolar ... dan kekuatan dolar terus membebani emas," kata analis Standard Chartered Suki Cooper.

"Kami bisa melihat pengujian ulang dari posisi terendah dari awal Agustus, level technical support berikutnya adalah sekitar US$ 1.840 per ons, namun harga mendekati wilayah oversold." tambahnya, melansir Reuters.

"Ketidakpastian jangka panjang masih membayangi dan tidak ada investor yang ingin kehilangan kesempatan untuk menambahkan emas ke portofolionya ketika harga rendah," kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.

"Investor menunggu dan mengawasi apa yang akan dilakukan bank sentral utama selanjutnya. Saat ini sebagian besar kebijakan moneter dan fiskal yang tersedia telah dilaksanakan."

Pembuat kebijakan bahkan tidak akan mulai berpikir tentang menaikkan suku bunga sampai inflasi mencapai sasaran target 2%. Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Federal Reserve Richard Clarida pada hari Rabu.

Sementara itu, Presiden Fed Cleveland Loretta Mester mengatakan kebijakan moneter perlu tetap akomodatif selama beberapa tahun ke depan dan lebih banyak stimulus fiskal diperlukan untuk mendukung perekonomian.

Langkah-langkah stimulus yang meluas ini telah mendukung daya tarik emas sebagai aset lindung nilai terhadap risiko inflasi dan pelemahan mata uang.

Menariknya adalah, harga emas ambrol ketika saham-saham di AS juga tengah dilego. Aksi jual saham-saham teknologi AS membuat pasar saham Paman Sam kebakaran dini hari tadi.

Tiga indeks saham utama Wall Street kompak ditutup di zona merah dengan indeks Nasdaq Composite memimpin pelemahan sebesar 3,02%, diikuti oleh S&P 500 yang terpangkas 2,37% baru Dow Jones Industrial yang melemah 1,92%.

Fenomena ini kembali menunjukkan bahwa emas dan saham bergerak beriringan. Di saat yang sama penguatan dolar juga mengindikasikan bahwa permintaan terhadap likuiditas naik. Fenomena cash is king yang terjadi Maret lalu kembali terulang


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan

Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

0 comments:

Post a Comment